Penghujung akhir februari 2012. Deadline
terakhir aku untuk mengumpulkan serakan Cinta yang dulu sempat utuh,
kujatuhkan, pecah, kemudian sengaja kusingkirkan karena alasan malu pada
manusia.
Kini, ketika niat sudah bulat untuk mencari, mengumpulkan, dan menata kembali mozaik-mozaik itu, sulit. Karena ternyata dulu aku menjatuhkannya terlalu tinggi. Terlampau banyak pecahan yang kecil sehingga kadang luput, tersaput angin yang menyatu dengan banyak debu. Dan berlelah aku untuk mengelemnya satu demi satu, kini tidak utuh. Apalagi sangat terlihat rekatannya sehingga tidak ada seorangpun yang tidak tahu bahwa dulu sudah pernah pecah. Tapi, wujudnya kini berubah. Semacam ornament abstrak yang jika dilihat dari sisi seni, akan mempunyai harga jual yang tak kalah dengan sebongkah emas maupun segenggam berlian. Tidak akan kalah. Minimal itu harga yang kutawarkan.
Kini, ketika niat sudah bulat untuk mencari, mengumpulkan, dan menata kembali mozaik-mozaik itu, sulit. Karena ternyata dulu aku menjatuhkannya terlalu tinggi. Terlampau banyak pecahan yang kecil sehingga kadang luput, tersaput angin yang menyatu dengan banyak debu. Dan berlelah aku untuk mengelemnya satu demi satu, kini tidak utuh. Apalagi sangat terlihat rekatannya sehingga tidak ada seorangpun yang tidak tahu bahwa dulu sudah pernah pecah. Tapi, wujudnya kini berubah. Semacam ornament abstrak yang jika dilihat dari sisi seni, akan mempunyai harga jual yang tak kalah dengan sebongkah emas maupun segenggam berlian. Tidak akan kalah. Minimal itu harga yang kutawarkan.
Banyak darinya kutemukan ketika
hanya berdua dengan-Nya. Tidak ada pihak ketiga. Hanya Aku dan Dia. Ada pula
ketika cangkruk di warung kopi MER2C, jalan layang STIKOM Surabaya dengan
beberapa ikhwah sepulang dari rutinan dengan seorang ustadz. Ada pula mozaik
beberapanya kutemukan di Asrama Haji Surabaya, Masjid Asy Syifa RSUD Dr.
Soetomo, Masjid Nurruzaman Unair, dan terakhir, pecahan yang tergolong kecil-kecil aku temukan di salah
satu sudut ruangan Graha Pena Surabaya.
Tidak sulit memang menemukan
mereka, karena februari memang bulan penuh cinta. entah itu karena kebiasaan
atau ketidaksengajaan. Entahlah. Yang jelas kini tengah kurangkai sebuah barang
mewah. dan kuazzamkan kemudian, bahwa ini tidak akan kujual murah.
1 komentar:
keren blognya rapih
Posting Komentar