tag:blogger.com,1999:blog-5914073677942266582024-02-08T20:27:23.198+07:00Jejak Almarhum KuAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/08469075166160131178noreply@blogger.comBlogger7125tag:blogger.com,1999:blog-591407367794226658.post-79409495232606792842012-02-27T21:55:00.002+07:002012-07-02T06:39:53.955+07:00Di Puncak pengeleman mozaik Cinta #1<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Penghujung akhir februari 2012. Deadline
terakhir aku untuk mengumpulkan serakan Cinta yang dulu sempat utuh,
kujatuhkan, pecah, kemudian sengaja kusingkirkan karena alasan malu pada
manusia. </span><br />
<a name='more'></a><span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Kini, ketika niat sudah bulat untuk mencari, mengumpulkan, dan menata
kembali mozaik-mozaik itu, sulit. Karena ternyata dulu aku menjatuhkannya
terlalu tinggi. Terlampau banyak pecahan yang kecil sehingga kadang luput,
tersaput angin yang menyatu dengan banyak debu. Dan berlelah aku untuk
mengelemnya satu demi satu, kini tidak utuh. Apalagi sangat terlihat rekatannya
sehingga tidak ada seorangpun yang tidak tahu bahwa dulu sudah pernah pecah. Tapi,
wujudnya kini berubah. Semacam ornament abstrak yang jika dilihat dari sisi
seni, akan mempunyai harga jual yang tak kalah dengan sebongkah emas maupun segenggam
berlian. Tidak akan kalah. Minimal itu harga yang kutawarkan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Banyak darinya kutemukan ketika
hanya berdua dengan-Nya. Tidak ada pihak ketiga. Hanya Aku dan Dia. Ada pula
ketika cangkruk di warung kopi MER2C, jalan layang STIKOM Surabaya dengan
beberapa ikhwah sepulang dari rutinan dengan seorang ustadz. Ada pula mozaik
beberapanya kutemukan di Asrama Haji Surabaya, Masjid Asy Syifa RSUD Dr.
Soetomo, Masjid Nurruzaman Unair, dan terakhir, pecahan yang tergolong kecil-kecil aku temukan di salah
satu sudut ruangan Graha Pena Surabaya. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Tidak sulit memang menemukan
mereka, karena februari memang bulan penuh cinta. entah itu karena kebiasaan
atau ketidaksengajaan. Entahlah. Yang jelas kini tengah kurangkai sebuah barang
mewah. dan kuazzamkan kemudian, bahwa ini tidak akan kujual murah.</span></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08469075166160131178noreply@blogger.com1Surabaya, Indonesia-7.272741 112.766249-7.3987245 112.6083205 -7.1467575 112.9241775tag:blogger.com,1999:blog-591407367794226658.post-37802302950059174562012-02-14T14:41:00.000+07:002012-07-02T07:06:22.897+07:00Cinta? Muak sudah. Kecuali ...<span style="color: white;"><br /></span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Masih dalam rangka mengumpulkan banyak cinta, Aku bermalam
hanya dengan-Nya. Dan aku mengadu:</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: white;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Aku muak dengan Cinta</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Kalo dengan cinta, aku menjadi tidak rela</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Melepaskan segala yang beraroma sementara</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Bau – bau dunia saja</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br />
<a name='more'></a><span style="color: white;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Aku muak dengan Cinta</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Kalau hanya gombal dimulut</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Tapi hati dan laku punya penyakit akut</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: white;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Aku muak dengan Cinta</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Kalo dengan cinta, aku terbiasa berdusta</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Yang darinya hanya terkumpul baiknya saja</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: white;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Aku muak ketika dengan Cinta, aku mudah menuliskannya tapi
pelan dan cenderung diam aku untuk menerjemahkannya. Aku muak, dan aku sudah
lemah karenanya.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: white;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Yaa Rabb, tiada yang sanggup kiranya melampui Cinta Muhammad
kepada umatnya. Tapi pintaku tidak muluk untuk menyamainya, cukup bagiku bisa
memiliki Cinta yang sederhana, bukan Cinta yang mengada-ada. Cinta yang hakiki,
bukan Cinta yang tak Engkau ridhoi. Dan Cinta yang produktif, bukan Cinta
fiktif. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Sehingga darinya Aku belajar untuk bersahaja</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Belajar untuk syukur atas Mu</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Dan belajar juga untuk menjadikannya karya</span></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08469075166160131178noreply@blogger.com0Surabaya, Indonesia-7.272741 112.766249-7.288492 112.746508 -7.25699 112.78599tag:blogger.com,1999:blog-591407367794226658.post-37490552473043472402012-02-03T23:22:00.000+07:002012-07-02T07:05:47.878+07:00Bukan Cinta Biasa<span style="color: white;"><br /></span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<i><span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Tidak cukup
sebenarnya…</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<i><span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Ku
ekspresikan hanya dengan satu kata<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<i><span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Bahkan kalau
harus disimpulkan<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<i><span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Mungkin bisa kutulis
berbulan-bulan<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<i><span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Begitulah… <o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<i><span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Ketika
lirik-lirik cinta berulah<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="color: white;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Satu bait puisi diatas adalah prolog “Ketika aku
dikenalkan-Nya cinta”, yang sengaja aku menulisnya untuk mewakili sebuah
catatan awal tahun 2007. Ya….. Tahun 2007. </span><br />
<a name='more'></a><span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Tahun dimana aku banyak menulis
tentang cita-cita, keinginan, dan target-target masa depan. Meski hanya
sederhana, tapi aku berani menuliskannya. Dan itu semua karena aku dikelilingi
oleh banyak cinta. Tentu yang mengenalkanku pada cinta, adalah yang maha
pemilik cinta, Allah Azza wa jalla. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="color: white;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">“derrrt derrrt…. Derrrrrtt”, getar hapeku menandakan
ada sms masuk. Kulihat jam dinding, tepat pukul 20:11. “ah, mungkin kawan
lamaku sudah punya jawaban tentang pertanyaan yang aku smskan beberapa menit lalu”
pikirku sambil menekan tombol <i>unlock</i>
di hapeku. Aku tertegun sejenak membaca sms yang ternyata bukan dari kawan
lamaku itu. “Kang, apakah orang seperti saya dan <i>antum</i> ini masih memiliki impian, harapan & cita-cita?? Impian,
harapan & cita-cita yg TIDAK BIASA. Seperti al fatih murad yg mengobsesikan
Konstantin. Atau seperti saladin yg mengobsesikan Al Quds??”, begitu pesan yang
aku terima dari seorang kawan maen di kampus. “deg”….. aku terhenyak, mengingat
kembali masa aku pernah sangat lantang menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti
itu. Tidak ada keraguan, dan penuh dengan optimisme. Lengkap sudah rincian <i>step by step</i> yang harus aku kerjakan 10
dan 20 tahun yang akan datang. Waktu itu awal tahun 2007. Dan aku menyebutnya ‘Titik
nol’, awal langkah-langkah terencana yang akan mendekatkanku dengan cita-cita. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="color: white;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Aku melihat kalender, ternyata 28 Januari 2012. Jadi
sudah lebih kurang lima tahun aku melangkah dari titik nol. Apa yang kudapat? Apa
target lima tahunku sudah aku genggam? Tidak kawan, aku belum menggenggam
sepenuhnya. Ada ‘kecelakaan’ yang kemudian membuatku urung membuka kembali
master plan-ku dulu. Dan lucunya, banyak kawan maen di kampus yang mengalami hal
serupa. Termasuk kawanku yang satu ini. Alasanya beragam, dan aku rasa dunia
bisa memakluminya. Meski begitu, malu rasanya pada cita-cita. Karena aku, ia
harus tertunda. Aku hanya bisa melamun, dan enggan untuk membalas sms kawanku
itu. Lebih tepatnya tidak bisa menjawab.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="color: white;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">“apa itu karena cinta?”, tanyaku kali ini pada hati
yang kurasa memang pada kondisi tidak lebih banyak cinta, sebagaimana dulu
ketika di titik nol. Ya… mungkin karena memang saat ini aku lagi kekurangan
cinta. “Oke. Langkah pertamaku adalah menghimpun banyak cinta”, perintahku kupekikkan
kepada seluruh indraku. Kuazzamkan kemudian, bulan februari 2012 adalah bulan
menghimpun cinta, sebagaimana latah kaum muda sekarang yang menjadikan bulan
ini bulan merah jambu. banyak beredar ‘cinta’ yang berbumbu… hemh. Tapi ku
tegaskan pada mereka yang februarinya dijadikan bulan cinta, bahwa cintaku
beda. Cintaku bukanlah cinta biasa. Aku akan berguru pada sang empunya cinta,
dan mendapatkan sebanyak mungkin kilatan cita-cita dari tajamnya cinta-Nya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="color: white;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Dan ikhtiar pertama yang aku tempuh yaitu dengan
membuka kembali pintu-pintu cintaku kepada yang lebih mencintai umatnya
dibanding dirinya sendiri, yaitu Rasul Allah, Muhammad SAW. Yang pada bulan ini
kita memperingati <i>muludan</i> (istilah
orang jawa), hari kelahiran beliau. Tepatnya 9 Rabi’ul Ula (ada yang mengatakan
12 Rabi’ul ula). Melalui kitab sirah nabawiyah-nya syaikh Al mubarakfury, aku
membuka kembali lembaran-lembaran kehidupan sang Alquran berjalan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="color: white;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<i><span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Kembali kukatakan
pada sorang kawan<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<i><span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Begitulah… <o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<i><span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Ketika
lirik-lirik cinta berulah<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<i><span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Maka…<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<i><span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Aku
mencintaimu karena-Nya<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="color: white;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Matur suwun kang!!!</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Surabaya, 9 Rabi’ul Ula 1433 H</span></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08469075166160131178noreply@blogger.com2Surabaya, Indonesia-7.289166 112.734398-7.7932385 112.102684 -6.7850934999999994 113.366112tag:blogger.com,1999:blog-591407367794226658.post-48500675279016849352012-01-01T01:12:00.000+07:002012-07-02T07:05:07.619+07:00Hujan; “Selamat Tahun Baru Kawan!!!”<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif; text-align: justify;">“memang mantapz, malam penuh diorama.
Aku suka”, kira – kira begitulah Aku menuliskannya dalam diary sebelum tidur
pertamaku di tahun baru. 1 januari 2010 jam 05.50.</span><br />
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif; text-align: justify;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Hujan rintik malam ini mengulang
kembali memori yang masih samar aku mengingatnya. Tidak deras memang, tapi
cukup membuatku basah dalam perjalanan sekitar lima kilometer dari tempat kos
ke masjid al Ikhlas, Perumahan Bumi Marina Emas Keputih. Dua tahun silam. </span><br />
<a name='more'></a><span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Aku niatkan
waktu itu untuk memenuhi undangan. Undangan yang bagi kami anak muda kampus
menyebutnya “taklimat”, maknanya (masih versi kami) adalah semacam paksaan yang
biasanya ada kesan mendadak tapi harus patuh, menyingkirkan agenda –agenda
terencana karena dirasa lebih penting. “taklimat” waktu itu berbunyi, “semua
pasukan se surabaya bergerak menuju titik ordinat yang telah ditentukan, jam
sekian dengan acara bla bla bla…” begitulah kira – kira setiap taklimat yang
dibacakan, dikepalaku semacam ada gerakan untuk membayangkan situasi peperangan.
Hadeh.….</span><br />
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Malam itu bertepatan dengan malam
15 Muharram 1431 Hijriyah. Artinya bergantinya tahun pada kalender Qomariyah, 15
hari mendahului kalender Syamsiyah. Tidak sering kita menjumpainya. Momen
itulah kemudian memompaku untuk menerobos rintik hujan, berikhtiar untuk
mendapatkan malam terindah dalam muhasabah diri. “Ya Allah, hamba-Mu ini sangatlah
dhoif, maka terimalah taubat hamba dan berilah keleluasaan hamba dalam menapaki
jalan-Mu lebih baik lagi”, “biidznillah…” pekik hati yang kemudian menyampaikanku
pada titik ordinat yang dituju.</span><br />
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Sempat muter-muter sebelumnya
karena baru kali pertama aku ke masjid Al Ikhlas, dan tak heran aku pun
termasuk orang-orang yang terlambat... “sudah parkirnya dapat yang jauh,
masjidnya pun sudah penuh, tinggal sisa serambinya itupun masuk area percikan
hujan” “huh”, gerutuku lupa pada niat awal kusematkan. Konsentrasi hilang. Boro-boro
ngeluarin catatan, duduknya saja senggol-senggolan. Belum lagi harus berbagi
kalau ada yang baru datang. Al hasil materi taklim pertama tak terendapkan. Semua
hilang, seiring hilangnya rintik hujan… Pukul sekian, ada jeda kurang lebih
lima belas menitan. Memasang muka badak, aku coba nerobos ke shaf depan.
Alhamdulillah dapat, sambil SKSD dengan orang sebelahan, biar gak sungkan duduk
dempetan. </span><br />
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Mulailah sesi kedua, dan kutata
lebih matang dengan menyiapkan catatan. Bla bla bla beliau berkata, kadang
mengundang gelak tawa, tidak begitu kenal rupanya aku dengan ustadznya. Tapi sungguh
penyampaiannya luwes, dan terkesan sopan. Aku kagum. Kemudian ku simpulkan di
akhir taujihnya, sebagaimana beliau mengutip dari Sayyid Abdul Hasan ‘Ali
An-Nadwi. Lalu An-Nadwi berkata, <i>“Ia
(kalender islam) dimulai dengan Hijrah, atau pengorbanan demi kebenaran dan
keberlangsungan Risalah. Ia adalah ilham ilahiyah. Allah ingin mengajarkan
manusia bahwa peperangan antara kebenaran dan kebatilan akan berlangsung terus.
Kalender islam mengingatkan kaum muslimin setiap tahun bukan kepada kejayaan
dan kebesaran islam namun kepada pengorbanan (Nabi dan sahabatnya) dan
mengingatkan mereka agar melakukan hal yang sama.”<o:p></o:p></i></span><br />
<i><span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">“Cool man”, catatan kaki yang
sengaja aku tuliskan dalam kutipan tersebut, berbarengan dengan bunyi sirine
dan letupan kembang api di langit Surabaya. tandanya tahun sudah berganti. Perjalanan
ruhyah kami kemudian dilanjutkan dengan Qiyyamul lail. Bermakmum kami dari seorang
ustadz yang aku sudah mengenalnya. Ustadz muhalimin. Setiap ayat yang
dilantunkannya terdengar seperti murrotal dalam dering hapeku. Sangat santun
dan dalem. Orang yang tidak tahu maknanya sekalipun, akan merinding kala
mendengarnya. Subhanallah. Maha suci Allah yang memuncakkan jiwa pesakitanku
pada luruh doa-doa qunut yang kami semua mengamininya dengan air mata. Maha besar
Allah sehingga kami terasa kerdil….</span><br />
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Begitulah lebih kurangnya aku
membuka kembali diaryku dua tahun yang lalu. malam tahun baru kali ini kulewatkan di kosan. Tak bisa pulang
aku ke kampungku, tak bisa pula aku keluar kejalanan (meski tidak ada niatan)
karena memang masih ada rintik hujan. SELAMAT TAHUN BARU KAWAN!!!!!</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Surabaya, 1 Januari 2012</span></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08469075166160131178noreply@blogger.com2Surabaya, Indonesia-7.27337668952915 112.76757717132568-7.30487818952915 112.72809517132568 -7.24187518952915 112.80705917132569tag:blogger.com,1999:blog-591407367794226658.post-35674317465019643902011-12-23T03:22:00.000+07:002012-07-02T07:03:05.037+07:00"Kue Gabus" Ibu<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Aku masih ingat waktu itu. Waktu itu dalam hitungan menit ia
mengalah. Berbagai macam rengekan ia coba untuk menjadikannya senyum di akhir
perjalanan. Senjatanya cukup sederhana, sepotong ‘roti gabus’ Aku menyebutnya.
Hampir tiap bulan sekali kami berdua mengalami perjalanan yang sama. Dari rumah
kami yang terletak di pelosok kabupaten, kami naik jasa angkutan pedesaan
menuju pusat kota Tulungagung. Perjalanan yang menurutku paling mengesankan dan
Aku tunggu-tunggu kala itu. </span></div>
<a name='more'></a><span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Maklum perjalanan dari desaku, mergayu menuju ke
kota berhias pemandangan yang luar biasa menawan. Berjajar gunung sawah dan
anak – anak sungai seakan melambaikan tangannya yang kemerahan tersaput sinar
senja matahari. Belum lagi kalau sedang beruntung Aku bisa melihat sekawanan
burung kuntul di daerah sawah lapang campurdarat yang memang tidak jauh dari
Pantai popoh, hampir di setiap pergantian musim . “Begitulah burung itu
merantau untuk mempertahankan hidupnya dari pergantian musim, kebanyakan mereka
dari daratan Australia. Mereka punya Allah SWT”, begitulah kira-kira
jawaban beliau tiap kali Aku ulang pertanyaan yang sama, “Itu burung siapa?”.</span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Kurang lebih dua puluh lima kilometer perjalanan dari rumah
ke pasar wage, pusat grosir Tulungagung pada waktu itu. Biasanya kami membawa
bekal air gula merah dalam satu botol air mineral ukuran 600ml,
untuk sekedar mereda rasa capek di perjalanan. Dan tujuan perjalanan
ini hanya satu, menemui tuan toko grosir barang – barang kebutuhan sehari –
hari. Mulai dari peralatan sepeda, seperti <i>gotri, stempet</i>, ban
dalam, ruji dan sebangsanya, sampai dengan kebutuhan makanan seperti mie
instan yang saat itu ‘sarimi’ masih menjadi primadona dikalangan masyarakat.
Tapi dari sekian banyak toko yang kami kunjungi, Aku hanya tertarik pada satu
toko. Toko alat-alat perkantoran. Bukan tokonya yang menarik, juga bukan tuan
tokonya, tapi disebelah toko itu ada toko kecil bertuliskan “jual cake dan
bakery”. Pemandangan yang aduhai selalu Aku lihat di lemari display mereka. Ada
kue keju berlumuran coklat, ada kue tart yang bermandikan gulali, hemhhh.
Selalu dan selalu Aku menelan ludah ketika didepannya. Dan tahukan jurus ampuh
untuk bisa membawa salah satu dari kue-kue itu pulang? Hahaha, Aku merengek
sejadi-jadinya di depan tuan Toko sambil ngelesot (istilah orang jawa untuk
selonjoran kaki dilantai) dan tidak mau pulang.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Yes, sinyal yang Aku buat itu akhirnya bisa meluluhkan hati
Ibuku untuk merogoh sedikit uang dari sisa belanjanya. Mungkin karena
beliau malu, tapi begitulah kira–kira ekspresi anak-anak usia SD jaman
dulu ketika mau minta sesuatu. Kemudian Ibu memilihkanku roti yang belum
pernah Aku melihatnya, tapi rayu beliau “ini enak lho”. Dan Aku manggut-
manggut saja dengan mengusap sisa- sisa air mata di pipi. Rotinya sebesar
telapak tangan orang dewasa, dan ada tiga lapis bergandengan. Lapis pertama
rasanya seperti brownies, lapis berikutnya seperti ‘gabus’, rasanya manis tapi
setiap mau digigit selalu leleh duluan. Sedangkan lapis penutupnya rasanya
seperti agar-agar. Mak nyus banget lah pokoknya. Belakangan baru Aku tahu dari
buku resep masakan kalau nama kuenya itu ‘cake pudding foam’, kue yang
sebenanya paling murah di toko itu.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Setelah kesan pertama itu, Aku selalu semangat jika Ibuku
mengajakku belanja ke kota. Dan seperti dihafalkan, rute kami selalu sama. Toko
terakhir yang kami kunjungi adalah Toko “jual Cake dan Bakery”, hehehe.
Begitulah dulu Aku masih ingat betul salah satu permintaanku kepada Allah SWT ,
“Ya Allah, selalu sehatkan Ibuku Ya Allah. Kalo Ibuku sehat Aku bisa
jalan-jalan lagi ke kota”.....</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Tahukah Kawan, bahwa sampai dengan hari Aku besar, ternyata
Ibuku belum pernah merasakan ‘Kue gabus’ yang dulu rutin beliau beli ketika
kami di pasar wage. Karena kue itu mewah bagi kami. Kue itu hanya untuk
anaknya... hanya untuk melihat senyum buah hatinya.... Dan ketika Aku usia SMA,
tidak sulit sebenarnya mencari alamat satu-satunya penjual ‘Kue gabus’ku,
karena memang SMA ku ada di kota. Tapi yang Aku dapati toko itu sudah tidak
ada, berubah menjadi deretan toko emas yang sudah tertata Apik. “Ibu, maafkan
nanda yang belum bisa membalas ‘kue gabus’mu dulu”. “Ibu, sampai dengan tulisan
ini dibuat, banyak sekali noda yang nanda tuas kelembaran-lembaran hatimu,
membuatmu malu, membuatmu marah, kesal, dan kadang menyayat. Maka nanda minta
maaf banget atas keegoisan nanda”. “Ya Allah, Engkau maha tahu segala
sesuatunya, Engkau Rohim, Engkau Rohmah, maka kasihilah Ibuku Ibuku Ibuku dan
Bapakku, sebagaimana beliau berdua mengasihi dan mendidikku sedari dalam
rahim”. “Ya Allah ampuni dosaku, Dosa kedua orang tuaku dan selamatkan kami
dari api neraka-Mu”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Khusus untuk Ibu, “kalo ini tidak layak untuk kado,
setidaknya mohon untuk diterima sebagai bentuk cinta nanda kepada Ibu”.
“SELAMAT HARI IBU”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="line-height: 115%;"><span style="background-color: white; line-height: 115%;"><span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Surabaya, 22-12-2011</span></span></span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08469075166160131178noreply@blogger.com5Surabaya, Indonesia-7.289166 112.734398-7.415169 112.5764695 -7.163163 112.8923265tag:blogger.com,1999:blog-591407367794226658.post-54048454985363320892011-12-20T02:49:00.000+07:002012-07-02T07:04:30.434+07:00Ingatkah Kau Kawan.....???<div style="text-align: center;">
<i><span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">"...........mengarungi samudra kehidupan, kita ibarat para pengembara, hidup ini adalah perjuangan, tiada masa tuk berpangku tangan..........."</span></i></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">(Shoutul Harokah: Bingkai kehidupan) <i></i></span><br />
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Tak ubahnya kita sebagai hamba yang lahir tanpa kita memintanya, maka semata mata adalah karena-Nya. Karena kehendak dan design cerita-Nya. Sehingga keterbatasan kita terhadap dunia dan ilmunya bak pengembara yang asing dengan rimbanya. "Berjuang" kemudian menjadi niscaya untuk senatiasa kita azzamkan dalam pengembaraan kita.</span><br />
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;"></span><br />
<a name='more'></a><span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Masih ingatkah kau kawan? ketika dulu kita SMP, guru biologi bercerita bagaimana perjuangan 'kita' lahir ke dunia. 'kita' yang pada waktu masih berwujud sel sperma berkejar-kejaran dengan jutaan sel-sel serupa untuk mendapatkan perhatian sel telur. itulah perjuangan kita pertama yang berakhir dengan kemenangan. kitalah kemudian yang dibukakan pintu sel telur untuk bersama-sama bertumbuh kembang menjadi seorang bayi lucu, yang kelahirannya di dunia dijemput senyum dan tangis orang tua kita.</span><br />
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Perjuangan kita masih berlanjut. masih ingat kawan tentang bagaimana lelahnya kita berjuang memfungsikan telinga, mata, hati dan seluruh indra pemberian-Nya? mungkin logika yang paling mudah diterima ketika kita memfungsikan kaki kita untuk berjalan. dari kita mencak-mencak dalam kandungan, sampai kita jatuh bangun menggapai tangan ibu kita yang sabar <i>mentetah</i> (istilah orang jawa untuk merangsang balitanya belajar berjalan) kita. dan kita menang lagi. kita bisa berjalan dan berlarian kemudian. Ingat juga Kawan, ketika kita sampai dengan hari ini merasakan kemenangan yang bertubi-tubi. penggemblengan otak kita sedari SD sampai dengan hari ini berbuah, kita bisa menulis, membaca, berhitung dan berbagai bentuk pengembangannya.</span><br />
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Dari sekian perjuangan dalam hidup kita, mungkin kita ingat. tapi apakah Kawan merasakannya? Aku kira Kita sudah lupa bagaimana dulu rasanya kita terantuk meja ketika belajar berdiri, pernah terkilir ketika belajar berlari, kepala kita berdarah ketika jatuh dari sepeda. kita sekarang mungkin sudah lupa rasanya seperti apa, tapi kita sekarang tidak boleh lupa untuk mengahayati dan mengambil hikmahnya. kita sekarang bisa apa saja, adalah karena perjuangan 'tanpa sadar' dari kita sendiri. maka sesungguhnya jiwa pejuang sudah ada sejak kita belum dilahirkan. bahkan kemenangan sesungguhnya dekat dengan perjuangan kita. sehingga ketika kita mengeluh ditengah perjuangan kita saat ini, ingatlah masa dulu kita 'berjuang'....</span><br />
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span><br />
<div style="text-align: center;">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">masa dulu adalah masa dimana kita dekat dengan pembimbing kita, </span><br />
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">Allah SWT</span></div>
</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">masa dulu adalah masa dimana sedikit noda dosa dalam hati kita</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">masa dulu adalah masa dimana orang tua kita sebagai guru berlimpah restu</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">tugas kita sekarang adalah membawa suasana masa dulu kita ke masa sekarang dan masa depan kita, sehingga akhirnya perjuangan kita akan senantiasa dekat dengan kemenangan!!!!!</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08469075166160131178noreply@blogger.com0Surabaya, Indonesia-7.2726740387507141 112.76485167196654-7.7769090387507145 112.13313767196654 -6.7684390387507136 113.39656567196654tag:blogger.com,1999:blog-591407367794226658.post-17674158046723714902011-12-19T22:09:00.000+07:002012-07-02T07:02:21.928+07:00Ketika Nanti Aku Mati<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">maka sebelumnya aku akan bercita-cita.....</span><br />
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">beazzam untuk dunia</span><br />
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">tentang aku, kamu, dan semua</span><br />
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">menaklukkan segala pinta yang sedari lahir terfitrohkan</span><br />
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;"></span><br />
<a name='more'></a><span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span><br />
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">maka sebelumnya aku nian berbaik sangka.....</span><br />
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">untuk jannah setelahnya</span><br />
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">yang dengannya aku berikhtiar</span><br />
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">tentang amal, petunjuk, dan ridho-Nya</span><br />
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span><br />
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">sehingga</span><br />
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">ketika nanti aku mati</span><br />
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">aku warisi tentang perjuangan</span><br />
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">aku jejakkan semangat kehidupan</span><br />
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">aku labelkan tanda besar di nisan</span><br />
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">''aku seorang pahlawan''</span><br />
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span><br />
<span style="color: white; font-family: Verdana, sans-serif;">ya... seorang pahlawan, kawan!!!!!</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08469075166160131178noreply@blogger.com0Surabaya, Indonesia-7.289166 112.734398-7.415169 112.5764695 -7.163163 112.8923265