Senin, 27 Februari 2012

Di Puncak pengeleman mozaik Cinta #1



Penghujung akhir februari 2012. Deadline terakhir aku untuk mengumpulkan serakan Cinta yang dulu sempat utuh, kujatuhkan, pecah, kemudian sengaja kusingkirkan karena alasan malu pada manusia.
Kini, ketika niat sudah bulat untuk mencari, mengumpulkan, dan menata kembali mozaik-mozaik itu, sulit. Karena ternyata dulu aku menjatuhkannya terlalu tinggi. Terlampau banyak pecahan yang kecil sehingga kadang luput, tersaput angin yang menyatu dengan banyak debu. Dan berlelah aku untuk mengelemnya satu demi satu, kini tidak utuh. Apalagi sangat terlihat rekatannya sehingga tidak ada seorangpun yang tidak tahu bahwa dulu sudah pernah pecah. Tapi, wujudnya kini berubah. Semacam ornament abstrak yang jika dilihat dari sisi seni, akan mempunyai harga jual yang tak kalah dengan sebongkah emas maupun segenggam berlian. Tidak akan kalah. Minimal itu harga yang kutawarkan.

Banyak darinya kutemukan ketika hanya berdua dengan-Nya. Tidak ada pihak ketiga. Hanya Aku dan Dia. Ada pula ketika cangkruk di warung kopi MER2C, jalan layang STIKOM Surabaya dengan beberapa ikhwah sepulang dari rutinan dengan seorang ustadz. Ada pula mozaik beberapanya kutemukan di Asrama Haji Surabaya, Masjid Asy Syifa RSUD Dr. Soetomo, Masjid Nurruzaman Unair, dan terakhir, pecahan yang tergolong kecil-kecil aku temukan di salah satu sudut ruangan Graha Pena Surabaya.

Tidak sulit memang menemukan mereka, karena februari memang bulan penuh cinta. entah itu karena kebiasaan atau ketidaksengajaan. Entahlah. Yang jelas kini tengah kurangkai sebuah barang mewah. dan kuazzamkan kemudian, bahwa ini tidak akan kujual murah.

1 komentar:

binkbenk mengatakan...

keren blognya rapih